
Studi yang dipublikasikan di jurnal Science, mengungkap bahwa merokok
dapat menyebabkan hilangnya kromosom Y, si kromosom kelamin lelaki,
dalam darah.
Seperti yang dikutip dari kompas.com,
Ahli onkologi molekuler Jan Dumanski dan pakar statistik Lars Forsberg
dari Uppsala University di Swedia meneliti 6.000 laki-laki, terdiri dari
perokok dan bukan perokok.
Dalam riset itu, peneliti membandingkan umur, kebiasan berolahraga,
kadar kolesterol, pendidikan, konsumsi rokok, dan hilangnya kromosom Y. Hasil penelitian mengungkap bahwa hanya ada dua faktor yang
berpengaruh pada hilangnya kromosom Y, yaitu umur dan kebiasaan merokok.
Dalam publikasi, Dumanski dan Forsberg menyatakan bahwa perokok punya
risiko kehilangan kromosom Y 2,4 hingga 4,3 kali lebih tinggi.
“Ini observasi yang menarik,” kata Charles Swanton, peneliti di
London Research Institute yang tak terlibat studi, seperti dikutip
Sciencemag.com.
Menurut dia, penemuan ini mungkin bisa memberi alasan lebih rentannya laki-laki menderita beragam jenis kanker.
Ilmuwan selama ini beranggapan bahwa kehilangan kromosom Y pada
laki-laki berkaitan dengan beragam jenis penyakit degeneratif seperti
kanker dan stroke.
Forsberg mengungkapkan, “Penemuan ini bisa menjadi motivasi bagi para perokok untuk berhenti merokok.”
Ia menambahkan, kehilangan kromosom Y bersifat revesibel. Artinya, bila berhenti merokok, kromosom Y dapat kembali lagi.
Setelah riset ini, Forsberg dan Dumanski berencana untuk meneliti lebih lanjut kaitan antara kehilangan kromosom Y dan penyakit.
Saat ini, para ilmuwan belum mendapat gambaran yang jelas tentang kaitan keduanya serta mekanismenya.
0 komentar:
Post a Comment